Beberapa waktu lalu saya menonton pidato Gretha Thunberg mengenai climate change. Gretha Berbicara dengan berapi-api di depan para delegasi Youth4Climate Conference. Konferensi ini merupakan bagian dari sidang tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Gretha mengucapkan langsung di depan muka para delegasi, “Tidak ada Planet B!”
Menyedihkan bukan?
Kita harus mendapatkan peringatan untuk hal-hal sejelas tidak ada planet lain yang bisa kita huni selain planet Bumi ini. Tapi ya, memang, kita keras kepala dan terlalu tidak peduli dengan planet biru ini. Namun yang paling menyedihkan adalah ketika segelintir orang yang mempunyai kuasa untuk bisa mengupayakan perbaikan dunia ini tidak melakukan apa-apa dan bisa jadi mereka tidak ada di sini ketika hal-hal buruk dari dampak climate change yang akan terjadi.
Generasi muda lah yang akan di sini dan mewarisi semua ini. Generasi mudah lah yang memang sudah seharusnya lebih lantang menyuarakan isu ini. Itulah yang membuat UWRF pada tahun ini menyediakan sesi sederhana untuk mendengarkan apa yang anak muda resahkan tentang dunia ini.
Minggu, 10 Oktober 2021, pada hari kedua penyelenggaraan Ubud Writers and Readers Festival 2021 (UWRF21) memberikan ruang kepada dua orang anak muda untuk membicarakan apa yang sebaiknya dilakukan pada isu climate change dan untuk memberikan pandangan mengenai dunia seperti apa yang ingin mereka tinggali.
Sesi ini sendiri berjudul “We Have a Dream”, sesi ini merupakan bagian dari Main Program UWRF 2021. Berikut profil dari kedua pemuda yang akan berdiskusi mengenai isu climate change ini.
Clevor Hogan. Dia menjadi moderator dalam diskusi ini. Hogan sendiri merupakan aktivis climate change dan merupakan peneliti di eco-anxiety. Dia juga merupakan direksi dari Force of Nature, organisasi yang bergerak dibidang perubahan mindset mengenai climate change atau perubahan iklim.
Setuju untuk berdiskusi di UWRF 21, Mya-Rose “Birdgirl” Craig datang dengan buku barunya yang berjudul “We Have a Dream”. Dia sendiri merupakan pegiat lingkungan muda yang beberapa kali melakukan inisiatif dan gerakan. Mya-Rose mempunyai konsen pada isu lingkungan, kesetaraan dan perubahan lingkungan.
Selama hampir satu jam, dua anak muda ini membicarakan tentang perubahan lingkungan, perubahan iklim dan kesetaraan. Mya-Rose memberikan pandangannya mengenai sejarah gerakan untuk menghentikan dan memperlambat perubahan iklim ini. Ia mengatakan, isu ini pada mulanya didasarkan pada kegelisahan orang-orang kelas menengah berkulit putih. Menurut Mya-Rose, di Barat, isu ini datang dari fakta bahwa gerakan ini lahir dari kemapanan yang telah terjadi bagi kelas menengah ini.
Sebelumnya, Mya-Rose mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan advokasi bagi orang-orang yang terdampak perubahan iklim di “Global South”. Global South sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan negara-negara dunia ketiga, salah satunya Bangladesh, di mana orang tua Mya-Rose berasal. Dari pengalaman ini, dia menemukan bahwa orang-orang yang berada di negara dunia ketiga bukan hanya menghadapi dampak perubahan iklim, namun masalah-masalah elementer seperti kemiskinan, kelaparan atau rasisme masih menjadi hal yang harus dihadapi.
“The way we tackle the environment issue at the moment is so separate from people and everyday experiences,” Mya-Rose “Birdgirl” Craig at UWRF 21
Dia memberikan contoh dengan memberitahukan apa yang terjadi di Bangladesh. Ketika di Barat sudah mulai sadar akan tidak ramah lingkungannya budaya fast-fashion, di Bangladesh para Ibu dan kepala keluarga masih mengandalkan garmen atau industri kain/pakaian sebagai mata pencaharian utama. Dan ketika di Barat sudah mulai melakukan kampanye mengenai cara menghentikan fast-fashion dan sebagainya, para keluarga di Bangladesh masih harus datang ke pabrik agar bisa menghidupi keluarga.
Menurut Mya-Rose, hal inilah yang jarang dibicarakan. Hal-hal seperti ketimpangan kesetaraan.
The country that’s struggling so much to cope with the effects of climate is due to the long-lasting effect of colonization & the way that completely destabilized that area of the continent. It’s important to acknowledge that. — Mya-Rose “Birdgirl” Craig at UWRF 21
Berbicara mengenai apa yang harus dilakukan pada isu lingkungan dan perubahan iklim ini, Mya-Rose berpandangan bahwa yang harus dilakukan adalah tidak dengan menggelontorkan uang untuk membuat program-program lingkungan untuk semua negara, namun, lebih baik uang tersebut dialokasikan untuk masalah-masalah yang benar-benar harus segera teratasi.
Pada statement terakhir sebelum acara berakhir, Mya-Rose mengatakan bahwa para anak muda tidak putus asa dengan keadaan yang terjadi. Benar agenda-agenda pencegahan perubahan iklim di dunia tidak berjalan maksimal. Namun Mya-Rose mengatakan, ada ratusan anak-anak muda diluar sana yang sama-sama peduli dengan isu ini. Dan kita menginginkan hal yang sama, dunia yang lebih baik.