Alasan saya menerima tawaran dari Organisasi tempat saya menjadi relawan untuk pergi ke Thailand adalah karena waktu itu sangat senang membaca cerita-cerita perjalanan. Selain itu, perusahaan tempat saya bekerja juga telah memberikan jatah cuti, dalam hati saya berkata, apa salahnya untuk menjajal Thailand selama seminggu?
Itulah sepenggal alasan kenapa saya memutuskan untuk ikut pergi mengikuti training couse di Thailand. Oh sebelumnya, cerita ini juga akan di muat di blog organisasi, namun manager organisasi menghendaki untuk tulisan blog dijadikan kolaborasi saja. maka, saya pun tak bisa berpanjang-panjang untuk menulis di blog sana. Jadi, di sinilah saya akan menuangkan pengalaman seminggu saya di Thailand. meskipun kecil kemungkinan akan ada yang baca, tapi hey, itulah guna catatan harian bukan? untuk dibaca (dan merasa malu) di masa depan nanti.
Tentu tidak sendiri, kali ini saya berangkat ke thailand bersama Joy dan Dania, keduanya bisa disebut mempunyai peran yang cukup penting, atau kalau berlebihan mereka messiah saya selama di thailand. bagaimana bisa selebay itu, baca saja cerita ini!
untuk tambahan, saya melancong ke thailand juga bukan dalam rangka liburan. tentu saya tidak punya cukup banyak uang untuk membelanjakan tiket pesawat dengan gaji yang hanya UMR. Seperti yang dijelaskan di paragraf pertama, saya ditawari untuk mengikuti training course bertema social media literacy for women rights. bagi saya tema ini cukup menarik, tapi kita bahas lain kali saja, dan tulisan ini juga tidak akan berfokus mengenai pengalaman mengikuti project, tulisan ini akan lebih banyak membahas pengalaman-pengalaman personal sahaja. jadi ya, sampai sini, kalau mau keluar dan menutup tab medium ini silahkan. ternyata saya bacot juga karena belum memulai tulisan setelah paragraf keempat. selain itu, awalnya saya ingin bercerita yang lebih dalam, namun sayang, saya tidak se deep yang pikiran saya bayangkan. :(
agar supaya cerita ini dijelaskan secara kronologis, izinkan saya menulisnya dalam format diary. yak diary.
Oh tadinya, cerita ini akan saya tulis dalam satu blog panjang. namun, karena sedikit lelah dan tidak akan bisa selesai dalam sekali duduk, saya urung memakai ide tersebut.
jadi sisa postingan ini akan saya isi dengan cerita-cerita remeh yang bisa jadi tidak kaitannya terlalu sedikit dengan cerita perjalanan sesungguhnya. namun, seperti yang saya ungkapkan di paragraf awal bahwa saya sedang senang membaca cerita perjalanan itu benar. salah satu yang saya senang untuk ikuti adalah ceritanya, Windy airestianty (moga namanya saya tulis dengan benar, saya terlalu malas membuka tab baru dan mencarinya di google).
nah windy ini selalu punya kisah-kisah perjalanan yang seru. ke petra, yang di jordania menjadi salah satu cerita yang paling berkesan. namun cerita-ceritanya di jerusalem dan amerika selatan juga tak kalah menarik. oleh karenanya, api kecemburuan saya meningkat dan cuma bisa berharap suatu hari bisa pergi ke tempat-tempat baru dan bercerita. gayung bersambut, bulan februari lalu organisasi saya menawarkan untuk pergi ke thailand, dan sisanya, saya akan cerita di sini.
sisanya, waktu keberangkatan cukup pas yaitu, h+2 lebaran. akan menyebalkan sekali jika saya harus berlebaran di luar daerah lagi jika waktu itu pemerintah tidak mengumumkan lebaran jatuh tanggal 2 mei 2022.
persiapan? tidak ada yang spesifik, waktu itu, saya siap dikejutkan dengan apa saja yang akan ditawarkan thailand dan kota Bangkok.