Kamis sore saya sudah siap-siap untuk menikmati weekend yang biasa saja seperti biasanya sebelum pesan itu datang. Akhirnya, saat saya menutup laptop di sore hari, hari kamis, raut muka saya berubah menjadi sedikit lebih cerah.
Kau tahu, pesan apa yang saya terima tadi? Yup, itu adalah pesan dari seorang kawan dari media lokal kesayangan di Bali dalam bentuk ajakan untuk ikutan nonton dan liputan Joyland Festival 2024 di Nusa Dua, Bali. Festival ini tepat akan dimulai pada hari berikutnya.
Weekend yang biasa saja diganti dengan tiga hari nonton Joyland Festival adalah hal yang menyenangkan tentu. Reportase dan hasil liputan bukankah adalah pertukaran yang menguntungkan. Jadi, inilah cerita di balik nonton Joyland Fest 2024 selama tiga hari berturut.
Beginilah ceritanya….
Saya akan menulis tulisan ini dalam urutan kronologikal saja, yaitu berdasarkan hari. Biar mudah mengingat dan proses menulisnya juga lebih gampang. Sebenarnya, tadinya saya akan menulis dalam satu tulisan panjang. Tulisan yang lengkap membahas tiga hari pengalaman nonton tadi.
Namun, saya menyadari, saya belum mampu melakukan hal tersebut. Saya pikir itu akan sangat melelahkan. Untuk sementara, saya hanya mampu menulis berseries saja. Jadi begitulah.
Hari Pertama Joyland Festival 2024
Di rundown yang saya lihat di instagram, festival ini dimulai sekitar pukul 16.00. Namun, ketika pukul 16.00 tiba, hujan turun deras sekali. Bahkan angin membawa tampias dan membuat basah.
Pukul 17.00 ketika saya selesai bekerja, hujan masih turun. Saya belum memasuki arena festival. Hujan rintik-rintik yang niscaya bisa membikin basah, masih turun. Saya menunggu saja dulu.
Pukul 17.20 saya sudah mendapatkan gelang pertanda menjadi pengunjung Joyland Festival. Saya memasuki arena. Ini merupakan konser Joyland Festival pertama saya.
Menerapkan pengelolaan sampah yang baik, segala bentuk makanan dan plastik dari luar festival dilarang untuk dibawa masuk. Saya sih santai saja. Saya sudah makan (makan malam) sebelum masuk ke arena konser ini.
Hampir pukul 18.00 barulah penampil pertama mulai tampil dan membuka Joyland Fest 2024 kali ini. Sebuah grup rap bernama Envy mulai bernyanyi dengan penuh semangat. Sepertinya begitu.
Nada musik rap mereka sebenarnya cukup bergairah. Namun, karena belum terlalu tertarik, saya berkunjung ke sebuah stage khusus anak-anak.
Hal ini karena, saya sendiri mempunyai ide untuk melakukan liputan tentang konser atau festival ramah anak dan keluarga. Hasil liputannya bisa kalian temukan di sini.
Selain liputan, saya juga diamanahkan untuk bersenang-senang selama festival berlangsung. Jadilah saya bersenang-senang dengan sepenuh hati selama acara digelar. Hal ini mulai ketika White Shoe and the Couple Company (WSATCC) tampil.
Pertama kali saya mendengar WSATCC adalah di Youtube. Itu adalah beberapa tahun lalu. Sebenarnya, saya tahu pun secara tak sengaja. Algoritma google lah yang menyarankan saya untuk mendengar mereka. Lagu yang saya dengar tentu adalah Kisah dari Selatan Jakarta.
Video lagu ini cukup ramai di Youtube. Puluhan juta orang sudah mendengarnya.
Tertarik dengan lagu tersebut, saya mencoba mendengar lagu-lagu mereka yang lain. Dan bisa saya deklarasikan bahwa, mereka memang band yang sangat menarik. Tema musik dan penampilan ala 90an membuat saya langsung klop dengan WSATCC.
Ketika saya menonton konser mereka untuk pertama kali di Joyland Fest ini, saya merasakan perasaan yang hangat dan tentu bahagia.
Mereka membawa lagu seperti Senandung Maaf, hingga Kisah dari Selatan Jakarta. Hari itu, vokalis WSATCC, Aprilia Apsari tampil sangat seru. Dia mengeluarkan tarian yang menyenangkan sekali untuk diikuti.
Gitaris WSATCC juga tampil nyentrik dengan topi ala Mana di video lagu Corazon Espinado nya Carlos Santana. Tema-tema 90an yang menjadi background band asal Jakarta ini membawa feel jaman dulu yang syahdu.
Saya ikut menyanyi keras-keras meskipun dengan suara fals minta ampun. Saya tidak peduli, saya hanya ingin bersenang-senang. Saya juga ikut menggerak-gerakan badan mengikuti suara musik mereka.
Ketika lagu Tam Tam Buku, Aprilia semakin menari dengan meliuk-liuk. Menurutku, hal inilah yang tidak didapatkan jika hanya menonton atau mendengar musik nya di kanal-kanal pemutar.
Tentu, jadinya saya bersyukur sekali.
Usai WSATCC, saya kemudian merapat ke panggung Nadin Amizah. Sepertinya saya tahu cukup banyak lagu Nadin Amizah. Atau, ada banyak lagu Nadin Amizah yang saya suka. Karenanya, saya tak akan melewatkan kesemapatan menonton Nadin tampil membawa lagu-lagunya.
Semua Aku Dirayakan, Rayuan Perempuan Gila, Sorai, hingga Bertaut Nadin nyanyikan malam itu. Dia tampil dengan gaun putih, seperti yang biasa saya lihat di sosmed nya ketika hendak konser.
Nadin terlihat sangat anggun. Dan cantik sekali. (ehehehe)
Tapi bukan itu, saya lebih menyukai suasana dan atmosfer konsernya. Orang-orang yang ikut bernyanyi. Interaksi Nadin dengan penontonnya. Permainan lampu. Dan gambar background yang menarik sedemikain rupa.
Senang sekali hadir menyaksikan penampilan Nadin pada malam itu.
Setelahnya baru The Sigit. Saya tahu band ini dan mendengarkan beberapa lagu, saya hanya ikut menonton dari belakang. Musik rock mereka punya banyak energi. Yang mengerubungi panggung juga cukup banyak, artinya mereka memang terkenal di kalangan pendengar musik di Indonesia.
Usai The Sigit, ada Stars and Rabbit. Man Upon the Hill tentu sudah saya putar beberapa kali. Saya mengambil gambar Elda, sang vokalis, dan mengirimnya ke seorang teman yang saya tahu menyukai Stars and Rabbit.
Saya sendiri tak terlalu begitu mengikuti band ini. Namun, suara Elda, si vokalis memang saya akui sangat bagus dan unik. Saya sendiri lebih menyukai Elda pas menyanyi untuk Evo di lagu terlalu lelah. Lagu ini rasanya lebih relate. Entahlah kenapa.
Yang tampil berikutnya adalah The Adams. Grup musik rock yang menurut saya lagu-lagunya bagus-bagus sekali. Saya sendiri baru tahu beberapa lagu sebenarnya. Namun, saya sudah memutar terlalu berlebihan untuk lagu Konservatif.
Lagu ini enak sekali. Irama gitar nya khas rock indie (entahlah ini benar atau tidak) yang tetap nyaman didengar. Lirik lagu ini juga sederhana dan bercerita. Seperti ingin terus mengikuti lagunya hingga selesai dan ikut menunggu ketika pukul 9 malam dia pulang.
Penampilan live The adams juga tak kalah menyenangkan. Penonton ikut berjingkrak dan berteriak menyanyikan lagu mereka. Vibes konser yang seru sekali untuk disaksikan.
Usai penampilan The Adams, saya beristirahat. Sepatu saya telah basah. Saya menginjak genangan air beberapa kali, dan mulai terasa tidak nyaman. Hampir 3 jam berdiri dan mondar-mandir ke sana ke mari juga membuat lelah.
Ada sebuah band yang saya tidak tahu tampil, namun saya memutuskan untuk hanya duduk-duduk saja. Saya membaca pesan teman yang meminta saya untuk tidak sekali-kali melewatkan untuk menonton Shintaro Sakamoto.
Saya mengikuti saran teman saya tersebut dan sama sekali tidak menyesal. Permainan dan penampilan Shintaro malam itu terbaik dari semua yang tampil di hari pertama Joyland Festival 2024 kali ini.
Permainan gitar, nada-nada lagunya, suara si Shintaro sendiri, rasanya mas Jepang ini membawa sesuatu yang tidak dibawa penampil lain hari itu. Saya rasa skill bermain musik Shintaro ini setidaknya di atas rata-rata.
Hari dan malam yang menyenangkan sekali.
Selain ulasan penampil yang saya ceritakan di atas, sebenarnya, ada hal lain yang membuat saya lebih menyukai hari pertama Joyland Festival kali ini.
Pertama, dan paling utama, saya sempat berfoto dan ngobrol singkat dengan Arina. Iya, Arina, Mocca. Band yang saya sukai sudah sejak jaman SMP. akkkkkkkkk. Ini rasanya surreal sekali. Saya lebih banyak starstruck dan ngobrolnya tidak bermutu. (Akan ditulis khusus soal bagaimana bertemu dan berbincang dengan Arina.)
Kedua, dua topik liputan sudah saya selesaikan proses wawancaranya. Sisanya, hari tersebut memang saya gunakan hanya untuk bersenang-senang.
Ketiga, belajar dan bertemu orang-orang baru. Klise sekali ya, tapi memang demikian. Dan ini menambah rasa seru hari pertama.
Jadi begitu, itulah pengalaman saya nonton Joyland Festival 2024 dan hal ini tidak saya tuliskan di liputan yang saya kerjakan.