Ini Bukan Akhir, Bisa Jadi Ini Adalah Awal: Drumroll, Please….

Nightman
4 min readAug 30, 2024

--

Gimana ya mulainya?

Oh, ini aja.

Seperti kebanyakan orang, saya juga tidak menyukai perpisahan. Ada banyak hal yang tidak mengenakkan di sana. Ada hal-hal yang harus ditinggalkan. Singkatnya, keluar dari zona nyaman memang, ya, tidak nyaman.

Jadi, per tanggal 31 Agustus, saya mengakhiri peran saya sebagai SEO Specialist di salah satu Perfomance Marketing Agency Terbaik di Bali. (biar dapat backlink dan anchor yang bagus ehehe)

Seharusnya hal ini menjadi hal yang biasa saja. Seperti, ketika saya keluar dari dua perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya. Namun perpisahan kali ini agaknya sentimentil. Sentimentil setidaknya karena dua hal.

Pertama, saya akan kembali ke kampung. Dan ini agaknya akan dibuat tulisan tersendiri. Jadi, nanti saja.

Kedua, perpisahan ini menjadi sentimentil karena saya terlalu menyukai tempat saya bekerja tersebut.

Sebelumnya, saya bekerja di kantor ini tidak lama. Tujuh bulan jika digenapkan. (iya, tujuh itu ganjil, tapi kan tidak enak jika ditulis diganjilkan)

Namun, tujuh bulan rasanya lebih panjang dan menyenangkan dibandingkan 1 tahun bekerja di perusahaan sebelumnya tempat saya bekerja. Ahh, waktu memang sangat relatif ya, ukuran banyak tak melulu artinya memberi banyak arti. (shit kenapa nulisnya soksokan filosofis gini ya)

Oke sentimentil.

Yang sentimentil dari pindahan kali ini adalah saya tak bisa belajar lebih lama kepada teman-teman di tim saya. Terutama head dari departemen saya, Pak Trian.

Ada banyak hal yang seharusnya bisa saya pelajari dan serap dari dirinya. Pribadi yang baik, professional dan hangat.

Ketika dia datang pertama kali ke kantor dan melakukan one-on-one meeting bersama tim, termasuk saya, dia bisa membuat saya bisa mengobrol secara terbuka. Ketika orang lain memilih menjadi atasan yang berjarak, Pak Trian memilih jalan lain untuk lebih dekat dan membuat subordinatnya nyaman dan bisa berkolaborasi bersama.

Di sisi professional, saya rasa Pak Trian telah mengenyam asam garam yang didapat jika waktu telah menguji. Alias pengalaman yang panjang. Orang bisa berbusa-busa berbicara mengenai hal teknis, namun pengalaman memang hanya didapat dengan indikator bernama waktu.

Nah, pengalaman-pengalaman inilah yang sering dia bagi. Tidak melulu tentang pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, Pak Trian juga membagi pengalaman-pengalaman getir yang dia alami.

Namun, satu hal yang paling saya apresiasi selama bekerja bersama dirinya yaitu, Pak Trian adalah teman diskusi yang menyenangkan.

Dia bisa diskusi dengan tema apa saja. Ketika saya bilang apa saja, harusnya memang artinya apa saja.

Dia bisa mengobrol panjang soal game bersama Jeffrey. Atau mengobrol hal remeh temeh bersama Darin. Atau mengobrol sangat panjang mengenai politik, dengan saya.

Tapi itu obrolan yang basic yang semua orang bisa diobrolkan dengan mudah. Yang paling saya taruh hormati adalah, Pak Trian bisa saya ajak berbicara mengenai film dan musik-musik India. Sejauh teman yang saya punya, tak banyak yang bisa diajak untuk bisa diajak berbincang mengenai budaya populer dari Negara anak Benua Asia tersebut.

Jika sedang menjadi pemegang speaker, tak segan-segan saya akan memutar lagu India di ruang kami. Tak jarang kami bernyanyi bersama. Mengoborl mengenai kharismatiknya Shah Rhuk Khan, dan Khan Khan yang mengikutinya. Atau memuji Udit Narayan atau Arijit Shihing yang cocok sekali menjadi suara latar sang penampil SKK.

“Saya sudah menonton Dunki (nama sebuah film India),” ujar dia di suatu Pagi, di pertengahan meeting mingguan.

Namun, lebih dari itu, Pak Trian mentor yang hanya akan kamu temukan sekali seumur hidup. Dan saya, senang sekali pernah dimentorinya.

Dan harusnya bukan cuma Pak Trian. Teman-teman lain di kantor tersebut adalah orang-orang yang seru. Orang-orang yang sudah ada sejak saya masuk pertama kali hingga orang-orang yang sebulan terakhir menjadi tim di divisi kami, termasuk Mba Angela dan putranya, Bion. Damn, will miss you guys!!

Note: idenya, saya berencana menulis satu-satu tentang kalian, namun saya sudah cukup ngantuk dan capai huhuhu. Dan sebenarnya juga masih ingin menulis tentang banyak hal. Oke suatu hari nanti, entah kapan, saya akan melanjutkan bagian ini.

____

“Hidup penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya….. Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan.”

_____

Ketika saya menulis tulisan ini, saya menyadari sehari lagi bulan Agustus akan berakhir. Dan bulan berakhiran -ber akan dimulai. Artinya, ini adalah quarter terakhir dari tahun ini. Empat bulan lagi, tahun baru sudah akan tiba.

Saya rasa, meskipun tulisan ini temanya, akhir, sejatinya ini adalah awal. Karena ke depan, akan ada hal baru yang akan dihadapi.

Dan sepertinya, tak perlu menengok ke belakang lagi, karena, ya, tak ada yang bisa diperbaiki dan diganti untuk hal-hal yang sudah berlalu. Tidak ada!

Yang bisa dilakukan sekaranghanya menatap ke depan. Membongkar lagi rencana-rencana di awal tahun lalu yang belum tersampai. Mengais kembali mimpi-mimpi yang tidur dan kurang terurus.

Ketika perayaan ulang tahun, dan perpisahan di kantor beberapa waktu lalu, saya baru menyadari bahwa saya memakai ucapan yang sama. Kalau tidak salah saya mengatakan hal ini,

“For all the good things I get, the most important one is you guys gave me a good memory to remember!”

Sekali lagi, ini bukan akhir, bisa jadi ini adalah awal: Drumroll, Please….

--

--

Nightman
Nightman

Written by Nightman

Pencatat hal-hal kecil yang terlewat, mengaku sebagai penyuka buku, musik, film, dan jalan-jalan di jam tiga dini hari.

No responses yet