#6 — Ahh Dunia Memang Tak Selebar Daun Kelor

Nightman
4 min readJun 14, 2022

--

Foto malam kebudayaan pas di Bangkok Joy (kiri) Dhania (Tengah) Harun (Kanan)

Hari ini menjadi hari kelima saya di Thailand, sejauh ini cukup menyenangkan. Suasana baru dan jajan jalanan (street food) kota Bangkok masih seru untuk dicicipi. Meskipun harus hati-hati sekali karena menghindari babi.

Hari kelima saya di thailand bertepatan dengan tanggal 9 May 2022, hari panitia sudah menyusun agenda untuk mengunjungi salah satu NGO di Bangkok yang bergerak di bidang women empowerment.

Seperti biasa, saya bangun cukup pagi agar bisa mandi lebih dulu daripada teman sekamar saya. tidak ada saingan, saya hanya ingin cepat-cepat ke bawah dan menikmati hidangan sarapan. beberapa waktu lalu, saya sarapan hanya dengan memakan roti dan beberapa kudapan lain, setelah empat hari saya baru sadar ternyata hotel ini menyediakan nasi juga untuk sarapan.

sekitar pukul 9 pagi, kami berangkat ke untuk mengunjungi NGO yang tadi saya maksud. Perjalanan yang kami tempuh tidak terlalu lama, sekitar satu setengah jam, kami sudah sampai.

NGO yang kami kunjungi bernama, Saskawa Womens Education and training center. NGO ini berfokus pada pemberdayaan perempuan Thailand. Sang ketua yayasan memparkan cerita-cerita miris tentang bagaimana perempuan dan anak di thailand mengalami kesulitan dan tempat ini menjadi penampungan bagi para korban pernikahan dini, korban pemerkosaan, KDRT, aborsi tak aman, penelantaran anak, dan berbagai hal menyedihkan lainnya.

Namun, cukup senang juga mendengar bagaimana yayasan ini tumbuh dan bertahan serta menjadi rumah bagi orang-orang yang membutuhkan. Selain mendengar tentang cerita-cerita dan kegiatan dari yayasan ini, kamu juga diajak berkeliling ke kompleks dari yayasan ini. ada beberapa gedung yang cukup besar di lingkungan ini.

Ahh, orang-orang baik memang menyenangkan untuk didengarkan ceritanya.

Suasana pasar Ying Charoen

Tak pulang ke hotel, panitia mengajak kami ke salah satu pasar di sekitar kota bangkok. pasar ini bernama, Ying Charoen Market. Pasar ini mirip dengan pasar Chatuchak, kecuali ini lebih kecil, namun menurut saya pasar ini juga cukup lengkap.

buah-buahan dan sayuran yang dijual di pasar Ying Charoen

Kami menghabiskan sekitar 2 jam di pasar ini. saya sempat mencoba durian bangkok yang terkenal itu. selain itu, saya juga membeli koran lokal untuk properti foto estetik, namun sayang, koran tersebut dijadikan untuk konten foto karena tidak sempat dan ribet.

Kami pun pulang dan beristirahat untuk siap-siap mengikuti acara interculutral night.

Harun menjelaskan mengenai budaya Indonesia (?) dengan seadanya karena bingung mau jelasin budaya indonesia yang mana. masa jelasin budaya korupsinya ? ehehe

Acara intercultural night memang selalu menyenangkan. bukan hanya bisa makan makanan yang enak-enak dari berbagai negara, selain itu, acara ini acara santai, jadi tidak ada yang terlalu perlu disiapkan.

Ah tapi, tetap cukup riweh. teman saya cukup takut jikalau jajan-an yang kami bawa dari Indonesia kurang berkesan.

Tapi memang menyebalkan, Indonesia dan pemerintah sendiri belum bisa memetakan dan mempromosikan apa-apa yang seharusnya menjadi makanan khas indonesia. karena ya terlalu luas dan beragam, Indonesia menjadi seperti tanpa indentitas yang jelas jika kita berbicara mengenai budaya Indonesia sendiri. jadi cukup menyebalkan jika ingin mendefinisikan apa budaya indonesia, karena yaa, panduan umum apa budaya Indoneisa kurang jelas. (bodoh sekali argumenmu harun)

oke hari keempat ditutup dengan makan sampe kenyang banget di acara international night. jus asam dari cabo verde okee bangett. sama mango sitcky rice is damn well desert.

ohh tambahan cerita yang paling menarik dari hari ini:

Jadi pada acara kali ini, saya berkenalan dengan salah seorang peserta yang berasal dari Italia, namanya dimitiris. Dimitiris tinggal di itali, tapi dia mengakui bahwa dia keturunan orang yunani. tak ada yang spesial, kami hanya berbicara tentang sepakbola dan beberapa hal remeh lainnya, sampai kemudian, kami bertukar instagram.

Tak disangka Dimitris ternyata kenal dengan salah satu roomate ketika saya menjadi relawan di Braga tahun 2019, saya langsung buru-buru bertanya ke dimitris.

“Ehh kamu kenal dengan si Athina?,” saya bertanya penasaran.

Dimitris pun bercerita panjang lebar bagaimana ia bertemu dan bekelanan dengan si Athina yang sama-sama kami kenal. ahh dunia memang tak selebar daun kelor.

Harun dan dimitris yang punya irisan pertemanan dengan perempuan yunani bernama athina

--

--

Nightman
Nightman

Written by Nightman

Pencatat hal-hal kecil yang terlewat, mengaku sebagai penyuka buku, musik, film, dan jalan-jalan di jam tiga dini hari.

No responses yet