Sejak pertama kali ke luar negeri tahun 2019 lalu, saya jadi mempunyai kesenangan untuk berkunjung ke stadion-stadion sepakbola di negeri-neger jauh yang saya kunjungi. Di Portugal saya mendatangi beberapa stadion lain. Namun, di tempat saya tinggal untuk 6 Bulan, yaitu Braga, saya mendatangi Stadion FC Braga yang unik banget dan sempat juga menonton pertandingan.
Nah, ketika berkunjung ke Thailand bulan Mei lalu, hal yang saya tanya pertama ke pengelola lokal training course yang saya ikuti adalah, “Jauh ngga ke stadion Chonburi?”
Saya tanya mengenai Chonburi karena itu satu-satunya klub yang terkenal dan saya tahu namanya. Fans sepakbola abal-abal memang. Kemudian dia menjelaskan bahwa kegiatan sendiri akan berpusat di Bangkok dan stadion Chonburi cukup jauh untuk dikunjungi. Tidak cukup puas dengan jawaban yang dia berikan, saya bertanya lagi, “Trus apa stadion yang paling dekat dari tempat kami menginap?”
“National Stadium,” ujarnya singkat.
Dan benar saja, jarak stadion tersebut dari tempat kami menginap hanya 5 menit jalan kaki. Bahkan view hotel kami mengarah tepat ke stadion tersebut.
Stadion ini cukup central bagi orang-orang Thailand, khususnya Bangkok. Karena, stadion ini juga menjadi nama stasiun terakhir dari BTS atau Bangkok Train System atau sejenis Commuter atau MRT kotanya. Stadion ini juga setidaknya merupakan stadion yang dipakai dua kali dalam gelaran Asian Games era 70an dan 80an.
Hari kedua di Thailand, saya menyempatkan untuk berkeliling kompleks Stadion dan jogging ringan. Hari itu tanggal 6 Mei 2022, masih hari kerja. jadinya, kawasan kompleks stadion tidak terlalu ramai. namun, saya masih menemukan ibu-ibu senam yang sepertinya senam sehat Thailand (ini murni tebakan). Kompleks stadion ini tidak hanya untuk sepak bola, saya amati ada beberapa cabang olaharaga lain yang berada di dalam kawasan ini.
Hari kedua ini memang acara belum dimulai, jadi kami para partisipan bebas pergi berkeliling-keliling kemanapun kami suka. Sedikit detail tentang di mana kami menginap. Kami menginap salah satu hotel yang cabangnya ada dimana-mana di seluruh negara, dan kebetulan lokasi hotel tempat kami menginap benar-benar di pusat kota Bangkok. setidaknya, kami hanya perlu berjalan kaki selama 3 menit untuk tiba di mall/pusat perbelanjaan/shopping center.
Saya menghitung setidaknya, ada 10 mall yang bisa dijangkau dengan jalan kaki. Oh, nama kawasan tempat kami tinggal adalah Siam. Saya bertanya ke Frame, orang Thailand yang menjadi roomate selama ikut wokrshop. dan dia menjelaskan bahwa Siam merupaka sebutan untuk Thailand pada zaman dahulu.
Frame sendiri bukan berasal dari Bangkok. Dia juga datang jauh-jauh dari Chian Mai untuk mengikuti workshop ini. Selama di Thailand, dia menjadi salah seorang yang paling sering kami ganggu untuk bertanya hal-hal remeh selama di Thailand. Dia roomate yang menyenangkan. Dia akan bercerita banyak meskipun kita bertanya sedikit.
Joy dan Dhania juga sering meminta bantuan Frame selama di Thailand. setidaknya untuk bertanya harga baju dan membantu menawar biar mendapatkan harga yang murah.
Hari kedua tidak ada yang terlalu spesial, kecuali perziarahan ke Stadion nasional Thailand tersebut. Di sisa hari, kami berkunjung ke beberapa bangunan dekat kami menginap. BACC (Bangkok Art Culture C satunya lagi lupa huhu) jadi tempat yang seru juga kalau diingat kembali. Karena kebetulan waktu itu sedang berlangsung pameran fotografi tentang perjuangan orang-orang Myanmar yang sedang berdemonstrasi kala pemimpin sipil digulingkan junta militer.
Hari kedua di Thailand juga menjadi hari pertama kali saya mencicipi Pad Thai, makanan lokal Thailand. Yaa, hitungannya mie goreng sih, tapi tambahan sayur toge yang gede dan bubuk cabai dan serbuk kacang.
Selain mengunjungi Stadion, saya juga sempat berkeliling sendiri di sekitar hotel tempat kami menginap dan menonton street performer yang ada di Kota Bangkok dan membeli es.
Jumat, 6 Mei 2022, berakhir. Kami ketinggalan untuk makan bersama para partisipan lain. Tentu karena miskomunikasi. Namun, kami akhirnya diberikan uang untuk membeli makan malam kami sendiri, kami membeli Taco Bell.
Ps: Cerita harus segera diselesaikan karena ternyata malas juga ya, ahahaha.